Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAB 6 Membaca dan Memaparkan Bacaan Tersebut Kepada Ahli Hadits ('Ardhul qiro'ah [1])

Daftar Isi [Lihat]
BAB 6 Membaca dan Memaparkan Bacaan Tersebut Kepada Ahli Hadits ('Ardhul qiro'ah [1])
(Dari audio rekaman kajian kitab Shahih Bukhari oleh pemateri al Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah)

PENJELASAN BAB 6 DAN TERJEMAH

ورأى الحسن والثوري ومالك القراءة جائزة .

al Hasan (al Bashri), Sufyan (ats Tsauri), dan Imam Malik berpendapat bahwasanya al Qiro'ah diperbolehkan.

 واحتج بعضهم في القراءة على العالم بحديث ضمام ابن ثعلبة، قال للنبي ﷺ : الله أمرك أن تصلي الصلوات ؟
قال : « نعم» . قال : فهـذه قراءة على النبي ﷺ ، أخبر ضمام قومه بذلك فأجازوه

Sebagian ulama berhujjah tentang al Qiro'ah kepada seorang 'alim dengan hadits Dhimam ibnu Tsa'labah yang berkata kepada Nabi ﷺ: "Apakah Allah yang memerintahkan engkau untuk mendirikan shalat? Rasulullah ﷺ menjawab: "Iya"
Mereka berkata: Maka ini bentuk qiro'ah (Dhimam) kepada Nabi ﷺ, kemudian Dhimam memberitakan kaumnya dengan hal tersebut dan mereka pun membolehkannya.

واحتج مالك بالصك يقرأ على القوم ، فيقولون : أشهدنا فلان ، ويقرأ ذلك قراءة عليهم ، ويقـرأ على المقرئ فيقول القارئ : أقرأني فلان .

Sementara Imam Malik berhujjah dengan ash Shokk (sebuah kitab) yang dibacakan kepada kaum maka mereka semua mengatakan: "fulan telah hadir di tengah tengah kita".  Dan kitab tersebut dibacakan kepada mereka, dan dibacakan kepada al muqri (seseorang yang biasa membacakan kitab) maka sang qori' (pembaca) berkata: أقرأني فلان

حدثنا محمد بن سلام: حدثنا محمد بن الحسن الواسطي ، عن عوف ، عن الحسن قال : لا بأس بالقراءة على العالم .

Dari Hasan (al Bashri) beliau berkata: "Tidak mengapa membacakan ilmu kepada sang 'alim"

 وحدثنا عبيدالله بن موسى ، عن سفيان ، قال : إذا قرىٔ على المحدث فلا بأس أن يقول : حدثني .

Dari Sufyan beliau berkata: "Bila dibacakan kepada seorang ahli hadits, maka tidak mengapa dia mengatakan: "Haddatsani"

قال : وسمعت أبا عاصم يقول عـن مـالك وسفيان : القراءة على العالم وقراءته سواء.

Dari Imam Malik dan Sufyan (ats Tsauri): Membacakan ilmu kepada sang 'alim atau bacaan sang 'alim sendiri adalah sama saja.[2]
Catatan:
[1] 'Ardhul qiro'ah gambarannya ialah seorang murid membacakan hadits hadits sang guru baik melalui hafalan atau kitab (nuskhoh) kemudian sang guru mendengarkannya.
[2] Ini merupakan pendapat beberapa 'ulama yang menyatakan bahwa sama saja antara menyimak dari 'alim atau membacakan kepada sang 'alim. Pendapat lainnya mengatakan bahwa tahdits ('alim yang menyampaikan hadits) lebih tinggi tingkatannya daripada al qiro'ah. Wallahu a'lam.

HADITS KE-63 DAN TERJEMAHNYA

حدثنا عبدالله بن يوسف قال : حدثنا الليث ، عن سعيد ، هو المقبري ، عن شريك بن عبدالله بـن أبـي نمر: أنّه سمع أنس بن مالك : يقول بينما نحن جلوس مع المسجد ، دخل رجل على جمل ، فأناخه المسجد ثم عقله ، ثم قال لهم : أيكم محمد؟ والنّبي متکى بين ظهرانيهم ، فقلنا : هذا الرجل الأبيض
المتكئ .فقال له الرجل: ابن عبدالمطلب ؟ 
فقال له : « قد أجبتك» . 
فقال الرجل للنبي ﷺ : إني سائلك فمشدد عليك في المسألة، فلا تجد علي في نفسك .
 فقال: «سل عما بدا لك . فقال : أسألك بربك ورب من قبلك ، الله أرسلك إلى الناس كلهم ؟
فقال: اللهم نعم
قال : أنشدك بالله ، الله أمرك أن تصلي الصلوات الخمس في اليوم والليلة ؟ قال : اللهم نعم
قال : أنشدك بالله ، الله أمرك أن تصوم هذا الشهر من السنة ؟ قال : اللهم نعم
قال : أنشدك بالله ، الله أمرك أن تأخذ هذه الصدقة من أغنياتنـا فتقسمها على فقرائنا ؟ فقال النبي ﷺ : اللهم نعم
فقال الرجل: آمنت بما جئت به ، وأنا رسول من ورائي من قومي ، وأنا ضمام بن ثعلبة ، أخو بني سعد بن بكر
ورواه موسى وعلي بن عبدالحميد ، عن سليمان عن ثابت ، عن أنس ، عن النبي ﷺﷺ بهذا
 أخرجه مسلم: ۱٢

Anas bin Malik mengatakan: "Tatkala kami sedang duduk bersama Nabi ﷺ di masjid, masuklah seorang laki laki yang menunggangi onta. Kemudian ia menambatkan ontanya di luar masjid dan mengikatnya lalu ia berkata kepada para sahabat Nabi: "Mana diantara kalian yang bernama Muhammad?"
Sementara Nabi ﷺ sedang bertelekan di tengah para sahabatnya. Maka kami mengatakan: "Ini, lelaki yang putih dan sedang bertelekan".
Maka ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Ibnu 'Abdil Muthallib?"
Maka Nabi ﷺ menjawab: "Aku mendengarmu (Yakni, benar demikian)".
Kemudian sang laki laki tersebut berkata kepada Nabi ﷺ: " Sesungguhnya aku akan bertanya kepadamu dan menekankan masalah tersebut kepadamu, maka janganlah engkau memarahi saya."
Maka Nabi ﷺ berkata: "Silakan engkau tanya apa yang nampak bagimu."
Lelaki tersebut berkata: "Saya bertanya kepadamu dengan nama Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada seluruh umat manusia?"
Nabi ﷺ menjawab: "Allahumma. Ya, benar"
Kemudian lelaki tersebut bertanya lagi: "Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah. Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk shalat lima waktu dalam sehari semalam?"
Nabi ﷺ menjawab: ""Allahumma, Benar"
Kemudian lelaki tersebut bertanya lagi: "Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk berpuasa pada bulan ini (Ramadhan) setiap tahunnya?"
Nabi ﷺ menjawab, "Allahumma, benar."
Kemudian lelaki itu bertanya, "Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah. Apakah Allah memerintahkanmu agar engkau mengambil sedekah dari orang-orang kaya di kalangan kami lalu engkau bagikan kepada orang-orang fakir diantara kami?"
Nabi ﷺ menjawab, "Allahumma, benar."
Maka lelaki itu berkata, "Aku beriman dengan apa yang engkau bawa. Sementara saya adalah utusan orang orang dibelakangku dari kaumku. Aku adalah Dhimam bin Tsalabah, saudara bani Sa'ad bin Bakr.

FAEDAH HADITS KE-63

+ Bolehnya membacakan ilmu kepada alim.
+ Bolehnya menaiki kendaraan.
+ Bolehnya bercengkrama di masjid dalam perkara yang bermanfaat.
+ Tawakkal kepada Allah tidak menafikan amalan. Hal ini ditunjukkan dari perbuatan Dhimam bin Tsa'labah yang mengikat untanya sebelum menemui Rasulullah. Hadits ini juga membantah pendapat sufi (tasawwuf) yang mengatakan bahwa tawakkal yang sempurna itu tanpa disertai amalan.
+ Keras dan kakunya watak orang orang arab gunung ditunjukkan oleh Dhimam yang ketika mencari Rasulullah hanya menyebut namanya. Padahal Allah melarang kaum muslimin memanggil Rasulullah seperti memanggilnya sebagian muslim kepada sebagian lainnya.
+ Kebolehan seorang pemimpin bertelekan di tengah tengah rakyatnya seperti yang dicontohkan Rasulullah.
+ Tawadhu'nya Rasulullah dengan rakyatnya dan membaur dengan mereka semua.
+ Salah satu sifat Rasulullah adalah laki laki yang putih. Dalam riwayat lain disebutkan putihnya kemerah-merahan.
+ Bolehnya menisbatkan diri kepada kakek dari pertanyaan Dhimam kepada Rasulullah: "Apakah putra Abdul Muthallib (kakeknya)?".
+ Ketika ditanya dengan pertanyaan tersebut,  Rasulullah menjawabnya dengan ucapan « قد أجبتك» "Saya mendengarmu" dikarenakan tindakan Dhimam yang tidak sesuai dengan kemuliaan Rasulullah dan sebagai bentuk pengajaran kepadanya bahwa tindakannya tidak tepat.
=======

Simak serial audionya untuk penjelasan & tambahan faedah lainnya di kanal t.me/sunnahme. Join untuk notifikasi terbaru di perangkat Anda. Share dengan tetap menyertakan sumbernya.

Posting Komentar untuk "BAB 6 Membaca dan Memaparkan Bacaan Tersebut Kepada Ahli Hadits ('Ardhul qiro'ah [1])"

بسم الله الرحمن الرحيم