Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Surat al Baqarah Ayat 47-48

Daftar Isi [Lihat]

 يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَنِّيْ  فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ (47) وَاتَّقُوْا يَوْمًا لَّاتَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُمِنْهَا عَدْلٌ وَّلَاهُمْ يُنْصَرُوْنَ (48)

"Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat di alam ini (pada masa itu) (47) "Dan takutlah kamu pada suatu hari (kiamat) ketika seseorang tidak dapat menggantikan (membela) orang lain sedikit pun, tidak diterima syafaat (pertolongan) darinya, tidak diambil tebusan darinya, dan mereka tidak akan ditolong. (48)”

Makna Ayat

Pada ayat 47, Allah subhanahu wa ta’ala kembali mengingatkan Bani Israil (keturunan Nabi Ya'qub ‘alaihissalam) akan nikmat-nikmat agung yang pernah mereka terima. Peringatan ini diulang untuk menekankan pentingnya bagi mereka untuk bersyukur. Keutamaan yang disebutkan, yaitu dilebihkan di atas seluruh alam pada zaman mereka, dimana dari kalangan merekalah diutus para nabi dan diturunkan kitab-kitab suci. Namun, keutamaan ini tidak bersifat mutlak dan abadi, terlebih ketika mereka kufur kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Selanjutnya pada ayat 48, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan ancaman dan peringatan keras tentang dahsyatnya hari kiamat. Pada hari itu, semua bentuk pertolongan, hubungan, dan tebusan duniawi tidak akan berlaku sama sekali. Setiap jiwa akan sibuk dengan urusannya sendiri, tidak ada yang bisa membela, memberi syafaat (bagi orang kafir), membayar tebusan, atau menolong orang lain. Ayat ini bertujuan agar manusia, khususnya Bani Israil, memutuskan harapan kepada makhluk dan hanya bergantung sepenuhnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata.

Faedah

  1. Pentingnya Mengingat Nikmat Allah: Panggilan "Yā Banī Isrāīl" diulang untuk menggugah hati mereka, mengingatkan bahwa mereka adalah keturunan seorang nabi yang saleh, sehingga seharusnya mereka meneladani kesalehan leluhur mereka. Pengulangan ini menunjukkan betapa pentingnya nasihat ini agar mereka mau mengikuti nabi penutup, Muhammad ﷺ, yang telah diberitakan dalam kitab-kitab mereka.
  2. Keutamaan Bani Israil: Penafsiran kelompok liberal yang menyatakan Yahudi lebih mulia dari umat Islam adalah tafsir yang batil. Keutamaan Bani Israil itu terikat oleh waktu (di zaman mereka) dan pada sisi tertentu (banyaknya nabi dari kalangan mereka). Ketika mereka kufur, nikmat itu dicabut dan hati mereka menjadi keras.
  3. Dahsyatnya Hari Kiamat: Hari kiamat adalah hari pembalasan yang begitu menakutkan, di mana tidak ada lagi pertolongan dari makhluk. Empat hal yang dinafikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala pada hari itu:
    • Tidak ada jiwa yang bisa membela jiwa lain (لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا). Setiap orang akan mengurusi dirinya sendiri. Bahkan orang yang saling mencintai di dunia akan saling bermusuhan, sebagaimana firman Allah (Surat Az-Zukhruf ayat 67):
      اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَۗ Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa. 
    • Tidak diterima syafaat (وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ). Syafaat yang dinafikan di sini adalah syafaat bagi orang-orang kafir dan musyrik. Adapun syafaat yang diterima hanya ada dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang beriman yang diridhai-Nya. Rasulullah ﷺ sendiri tidak bisa menolong kerabatnya yang tidak bertauhid. Beliau ﷺ bersabda kepada keluarga dan putrinya:
      يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِى مَا شِئْتِ مِنْ مَالِى لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا "Wahai Fatimah binti Muhammad, mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan dari hartaku, (namun) aku tidak dapat melindungimu dari (siksa) Allah sedikit pun."
    • Tidak diterima tebusan (وَّلَا يُؤْخَذ مِنْهَا عَدْلٌ). Harta, emas, perak, dan kekayaan sebanyak apa pun tidak akan bisa digunakan untuk menebus diri dari azab Allah. Tebusan pada hari itu adalah dengan pahala kebaikan. Jika pahala habis, maka dosa orang yang dizalimi akan ditimpakan kepadanya.
    • Mereka tidak akan ditolong (وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ). Tidak akan ada kekuatan, baik dari kerabat, teman, maupun pejabat, yang dapat menolong seseorang dari ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala di akhirat.
  4. Kunci Meraih Syafaat: Syafaat hanya bisa diraih dengan tauhid yang murni. Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Nabi ﷺ.
    مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏"‏ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ ‏" Abu Hurairah bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?" Rasulullah ﷺ menjawab: "Sungguh aku telah menduga, wahai Abu Hurairah, tidak ada seorang pun yang bertanya kepadaku tentang hadits ini yang lebih dulu darimu, karena aku lihat semangatmu terhadap hadits. Manusia yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan 'La ilaha illallah' dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya." Orang yang ikhlas adalah mereka yang tauhidnya bersih dari kesyirikan, sedangkan orang munafik dan pelaku syirik akbar tidak akan mendapatkannya.

(Dari audio rekaman kajian kitab Tafsir as Sa'di oleh pemateri al Ustadz Muhammad bin 'Umar as Sewed hafizhahullah. Simak audionya di www.sunnah.me/2019/10/tafsir-as-sadi-ustadz-muhammad-bin-umar.html dan dapatkan kumpulan tafsirnya dalam file pdf di channel telegram @sunnahme)

Posting Komentar untuk "Tafsir Surat al Baqarah Ayat 47-48"

بسم الله الرحمن الرحيم ِ