Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Surat al Baqarah Ayat 45-46

Daftar Isi [Lihat]

 وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ(45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."

Makna Ayat

Ayat ini pada awalnya ditujukan kepada Ahli Kitab, namun pelajarannya berlaku umum untuk seluruh kaum muslimin. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk memohon pertolongan dalam segala urusan, terutama dalam menegakkan kebenaran dan mengikuti Al-Haqq, dengan dua ibadah besar: sabar dan shalat.

  • Makna Sabar (الصَّبْرِ): Sabar memiliki beberapa makna yang luas:
    • Puasa (As-Shaum): Sebagaimana ditafsirkan oleh Mujahid rahimahullah, sabar diartikan sebagai puasa karena puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari lapar, haus, syahwat, dan amarah. Oleh karena itu, bulan Ramadhan disebut sebagai Syahrus Sabr (bulan kesabaran).
    • Istiqamah di Atas Kebenaran: Sabar berarti teguh memegang kebenaran dan sunnah, meskipun menghadapi berbagai ujian, gangguan dari Iblis, dan permusuhan.
    • Ketaatan dan Menjauhi Maksiat: Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menahan diri dari perbuatan haram dan maksiat.
    • Menghadapi Takdir: Sabar dalam menghadapi musibah dan takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh atau menyalahkan takdir.
  • Makna Shalat (الصَّلَاةِ): Shalat disebut sebagai timbangan keimanan (mizanul iman). Berat atau ringannya shalat bagi seseorang menjadi tolok ukur tingkat keimanannya. Bagi orang beriman, shalat adalah sebuah kenikmatan dan waktu istirahat (rahah), seperti yang dirasakan oleh Rasulullah ﷺ. Namun, bagi orang munafik atau yang lemah imannya, shalat terasa sebagai beban yang sangat berat.
  • Makna Khusyuk (الْخَاشِعِينَ): Shalat yang berat itu menjadi ringan bagi orang-orang yang khusyuk. Khusyuk, menurut Syaikh As-Sa'di, adalah kondisi hati yang hadir, tenteram, dan tenang karena Allah subhanahu wa ta’ala. Khusyuk mencakup beberapa unsur:
    • Khasyatullah (takut kepada Allah): Rasa takut akan azab-Nya.
    • Raja' (berharap kepada Allah): Harapan untuk mendapatkan pahala dan janji-janji-Nya.
    • Yaqin: Keyakinan penuh bahwa ia akan bertemu dengan Allah (mulaqu rabbihim) dan kembali kepada-Nya (ilaihi raji'un).
  • Makna (يَظُنُّونَ): Catatan penting mengenai kata يَظُنُّونَ yang sering diterjemahkan sebagai 'menduga'. Dalam konteks ayat ini dan banyak ayat lainnya di Al-Qur'an, kata ini bermakna yakin. Ini didasarkan pada konteks ayat dan riwayat dari para ulama tafsir seperti Mujahid rahimahullah. Keyakinan akan pertemuan dengan Allah inilah yang menjadi pendorong utama seseorang untuk khusyuk dalam ibadahnya.

Faedah

  • Sabar dan Shalat sebagai Penolong Utama: Dalam menghadapi segala urusan dunia dan agama, seorang muslim harus menjadikan sabar (dengan berbagai maknanya) dan shalat sebagai sumber kekuatan dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Ujian adalah Bukti Keimanan: Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan menguji hamba-Nya untuk membedakan siapa yang benar-benar jujur imannya dan siapa yang dusta. Dalilnya surat Al-Ankabut ayat 2-3: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?”.
  • Shalat sebagai Tolok Ukur Iman: Kualitas dan perasaan seseorang terhadap shalat mencerminkan tingkat keimanannya. Semakin tinggi iman, semakin shalat dirasa sebagai kenikmatan dan kebutuhan. Sebaliknya, orang munafik dan lemah iman merasa shalat sebagai beban. Dalilnya:
    • Rasulullah ﷺ bersabda kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu, “Istirahatkan kami dengannya (shalat), wahai Bilal.” Ini menunjukkan shalat adalah waktu istirahat dan ketenangan bagi beliau.
    • Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang orang munafik, “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dilihat) di hadapan manusia.” (QS. An-Nisa ayat 142).
  • Pentingnya Khusyuk dalam Shalat: Khusyuk adalah ruh dari shalat. Tanpa khusyuk, shalat tidak akan bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Khusyuk lahir dari rasa takut, harap, dan keyakinan akan pertemuan dengan Allah subhanahu wa ta’ala (QS. Al-Ankabut ayat 45).
    “...dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar...”
    Perumpamaan shalat tanpa khusyuk seperti senjata tanpa peluru; tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
  • Keyakinan akan Akhirat Meringankan Beban Dunia dan Ibadah: Orang yang yakin akan bertemu Allah (مُلَاقُو رَبِّهِمْ) akan merasa ringan dalam menjalankan ibadah, seberat apapun kelihatannya. Keyakinan ini juga menjadi penghibur saat ditimpa musibah, karena ia sadar bahwa semua hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
  • Hikmah Dibalik Musibah: Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa musibah mengandung banyak kenikmatan, diantaranya:
    • Sebagai teguran atas dosa-dosa.
    • Sebagai penghapus dosa, walau hanya karena tertusuk duri.
    • Menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang kepada orang lain yang mengalami kesulitan serupa.
    • Mendatangkan pahala kesabaran yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala.
  • Bahaya Riya (Ingin Dilihat Manusia): Melakukan ibadah karena terpaksa atau untuk dilihat manusia adalah kerugian di dunia dan akhirat. Di dunia ia tersiksa karena merasa berat, dan di akhirat tidak mendapat pahala apapun. Sebagaimana hadits Nabi yang menyatakan bahwa pada hari kiamat, Allah subhanahu wa ta’ala akan berkata kepada orang yang riya, “Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian dulu ingin dilihat oleh mereka. Apakah kalian mendapatkan pahala dari mereka?”.

(Dari audio rekaman kajian kitab Tafsir as Sa'di oleh pemateri al Ustadz Muhammad bin 'Umar as Sewed hafizhahullah. Simak audionya di www.sunnah.me/2019/10/tafsir-as-sadi-ustadz-muhammad-bin-umar.html dan dapatkan kumpulan tafsirnya dalam file pdf di channel telegram @sunnahme)

Posting Komentar untuk "Tafsir Surat al Baqarah Ayat 45-46"

بسم الله الرحمن الرحيم ِ