Tafsir Surat al Baqarah ayat 108-110
أَمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِنْ قَبْلُ ۗ وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (108) وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (109) وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (110)
Ataukah kamu hendak meminta kepada Rasulmu (Muhammad) seperti halnya Musa pernah diminta dahulu? Barangsiapa menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (108) Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dari dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (109) Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (110)
Makna Ayat
Ayat 108: Larangan Bertanya yang Tercela
- Larangan Meniru Bani Israil: Allah subhanahu wa ta’ala melarang kaum beriman untuk meminta atau bertanya kepada Rasulullah ﷺ seperti kaum Bani Israil dahulu meminta dan bertanya kepada Nabi Musa ‘alaihissalam.
- Jenis Pertanyaan yang Dilarang: Yang dimaksud bukanlah semua pertanyaan, melainkan pertanyaan yang bersifat:
- As'ilatut-Ta'annud wal I'tiradh (Pertanyaan untuk Mempersulit dan Menentang): Ini adalah tuntutan-tuntutan yang keluar dari penolakan, bukan pencarian kebenaran. Contohnya adalah permintaan kaum musyrikin (yang meniru Yahudi) agar Nabi membelah bulan, atau permintaan Bani Israil kepada Musa untuk memperlihatkan Allah secara langsung. Pertanyaan jenis ini bisa menjerumuskan pelakunya ke dalam kekafiran.
- Pertanyaan yang Jika Dijawab Akan Memberatkan: Seperti pertanyaan sebagian sahabat tentang apakah haji diwajibkan setiap tahun. Jika dijawab "iya", maka akan memberatkan seluruh umat.
- Pertanyaan yang Terpuji: Adapun pertanyaan untuk mencari ilmu dan petunjuk (sualul istirsyad wa ta'allum) maka ini sangat terpuji, bahkan diperintahkan oleh Allah. فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ - "Tanyakanlah kepada para ulama jika kalian tidak tahu."
- Kesimpulan Ayat: Siapa yang menukar keimanan (sikap tunduk dan menerima) dengan kekafiran (sikap menentang dan banyak bertanya yang tidak perlu), maka ia telah tersesat dari jalan yang lurus.
Ayat 109: Kedengkian Ahli Kitab dan Perintah untuk Bersabar
- Keinginan Terdalam Ahli Kitab: Allah mengungkap isi hati kebanyakan Ahli Kitab. وَدَّ كَثِيرٌ (banyak dari mereka yang sangat berharap) agar dapat mengembalikan kaum mukmin menjadi kafir kembali setelah beriman.
- Akar Penyebabnya: Hasad: Keinginan jahat ini muncul bukan karena argumen kebenaran, melainkan murni karena حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ (rasa dengki dari dalam diri mereka).
- Mereka Tahu Kebenaran: Kedengkian ini semakin parah karena muncul مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ (setelah kebenaran jelas bagi mereka). Mereka tahu bahwa Islam adalah agama yang benar, namun kedengkian menghalangi mereka untuk menerimanya.
- Perintah Bertahap dari Allah dalam Menghadapi Kedengkian Ahli Kitab: Menghadapi permusuhan dan kedengkian ini, Allah memerintahkan kaum muslimin (pada fase awal di Madinah) untuk:
- فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا (maka maafkanlah dan berlapang dadalah/maklumilah). Ini adalah perintah untuk bersabar, menahan diri, dan tidak membalas kejahatan mereka dengan fisik.
- حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ (sampai Allah memberikan perintah-Nya). Ini menunjukkan bahwa kesabaran ini adalah sebuah fase, hingga nantinya datang perintah Allah untuk berjihad memerangi mereka yang layak diperangi.
Ayat 110: Fokus pada Amal Shaleh di Masa Penantian
- Bimbingan Amalan: Sambil bersabar menghadapi musuh, Allah memerintahkan kaum mukmin untuk menyibukkan diri dengan amalan-amalan utama, yaitu:
- وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ (Dan laksanakanlah salat).
- وَآتُوا الزَّكَاةَ (dan tunaikanlah zakat).
- Janji Allah yang Menenangkan: Allah memberikan janji yang menenangkan hati dan memotivasi untuk terus berbuat baik:
- وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ (Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah).
- Ini adalah jaminan bahwa sekecil apapun kebaikan, kesabaran, dan ibadah yang mereka lakukan, tidak akan pernah sia-sia. Semuanya tercatat dan akan dibalas dengan sempurna oleh Allah.
- Pengawasan Allah: Allah menutup ayat dengan إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan), sebagai pengingat bahwa Allah selalu mengawasi setiap perbuatan mereka.
Faedah
- Adab dalam Bertanya dan Menuntut Ilmu: Seorang penuntut ilmu harus memiliki adab. Bertanyalah untuk memahami (istirsyad), bukan untuk menentang (ta'annud). Biarkan guru menyampaikan ilmu secara bertahap, karena ia lebih tahu apa yang terbaik bagi muridnya. Batasi “banyak bertanya” pada hal yang belum terjadi atau diluar kebutuhan amal karena inilah yang dahulu membinasakan umat‑umat sebelumnya.
- Tahapan dalam Syariat (At-Tadarruj fit-Tasyri'): Perintah untuk bersabar dan memaafkan (فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا) sebelum turunnya perintah jihad menunjukkan adanya tahapan dalam penetapan syariat Islam, yang disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan kaum muslimin saat itu.
- Sikap Menghadapi Provokasi di Zaman Sekarang: Diambil pelajaran dari ayat ini untuk menyikapi provokasi dari orang-orang kafir di masa kini (seperti pembuatan karikatur yang menghina Nabi ﷺ). Sikap seorang mukmin bukanlah bertindak gegabah yang melanggar syariat (seperti membunuh kafir mu'ahid yang tidak bersalah), melainkan mengikuti bimbingan para ulama. Para ulama lebih mengerti kapan waktunya bersabar dan kapan waktunya bertindak sesuai dengan perintah Allah.
(Dari audio rekaman kajian kitab Tafsir as Sa'di oleh pemateri al Ustadz Muhammad bin 'Umar as Sewed hafizhahullah. Simak audionya di www.sunnah.me/2019/10/tafsir-as-sadi-ustadz-muhammad-bin-umar.html dan dapatkan kumpulan tafsirnya dalam file pdf di channel telegram @sunnahme)
Posting Komentar untuk "Tafsir Surat al Baqarah ayat 108-110"