Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Surat al Baqarah ayat 90-91

Daftar Isi [Lihat]

 بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (91)

Alangkah buruknya (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan. (90) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an),” mereka menjawab, “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur'an) itu adalah kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?” (91)

Makna Ayat

Ayat 90: Seburuk-buruk Jual Beli dan Akar Kekufuran

  • Jual Beli yang Merugikan: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ (Alangkah buruknya apa yang mereka jual/beli untuk diri mereka). Maksudnya, mereka telah melakukan transaksi terburuk dengan "menjual" atau "mengorbankan" diri mereka (iman dan akhirat) untuk mendapatkan kekufuran dan dunia.
  • Akar Kekufuran: Baghyan wa Hasadan: Alasan utama mereka kufur, padahal sebelumnya mereka menanti-nantikan kedatangan Nabi terakhir, adalah karena بَغْيًا (baghyan) dan حَسَدًا (hasadan).
    1. Baghyan: Kezaliman, kesombongan, dan sikap mementingkan diri sendiri.
    2. Hasadan: Hasad atau dengki. Mereka dengki karena Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan karunia-Nya (مِنْ فَضْلِهِ), yaitu kenabian dan kitab suci, kepada seorang Nabi dari kalangan Arab (keturunan Ismail), bukan dari kalangan mereka (Bani Israil, keturunan Ishaq).
  • Menentang Kehendak Allah: Sikap dengki mereka pada hakikatnya adalah bentuk penentangan terhadap ketetapan dan kehendak Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa Dia memberikan karunia-Nya عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ (kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Dengan menolak Nabi pilihan Allah, mereka sebenarnya sedang marah dan murka kepada Allah.
  • Tafsir Ghadabin 'ala Ghadab (Murka di Atas Murka): Karena penentangan tersebut, mereka menanggung بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ (kemurkaan di atas kemurkaan). Para mufasir memberikan beberapa penafsiran:
    1. Murka yang Sangat Dahsyat: Ungkapan ini berarti murka yang berlipat-lipat atau sangat besar, seperti ungkapan "kegelapan di atas kegelapan" yang berarti sangat gelap.
    2. Dua Peristiwa Kekufuran: Murka pertama adalah ketika mereka menyembah patung anak sapi. Murka kedua adalah ketika mereka mengingkari Nabi Muhammad ﷺ.
    3. Mengingkari Dua Nabi: (Pendapat Abul ‘Aliyah) Murka pertama adalah ketika mereka mengingkari Nabi Isa ‘alaihissalam dan Injil. Murka kedua adalah ketika mereka mengingkari Nabi Muhammad ﷺ dan Al-Qur'an.

Ayat 91: Bantahan Telak atas Pengakuan Keimanan yang Palsu

  • Pengakuan Palsu Mereka: Ketika diperintahkan untuk beriman kepada Al-Qur'an, mereka memberi alasan yang seolah-olah menunjukkan keteguhan iman, قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا ("Kami hanya beriman pada apa yang diturunkan kepada kami," yaitu Taurat).
  • Allah subhanahu wa ta’ala membantah pengakuan dusta mereka dengan dua argumen yang sangat kuat dan tak terbantahkan:
    1. Bantahan Pertama: Al-Qur'an Membenarkan Taurat. Allah menyatakan bahwa Al-Qur'an وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ (adalah kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka).
      • Karena ajaran pokok dalam Al-Qur'an (tentang Tauhid, akhirat, sifat Allah, dan berita-berita gaib) sama dan membenarkan apa yang ada dalam Taurat yang asli, maka mengingkari Al-Qur'an sama artinya dengan mengingkari Taurat itu sendiri.
      • Seharusnya, kedatangan Al-Qur'an membuat mereka gembira karena menjadi bukti kebenaran kitab yang ada pada mereka. Namun, penolakan mereka justru menunjukkan bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsu.
    2. Bantahan Kedua: Mereka Membunuh Para Nabi. Allah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk bertanya kepada mereka: قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ("Katakanlah: Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?").
      • Ini adalah bantahan terhadap kedustaan mereka. Jika mereka benar-benar beriman pada Taurat, mengapa mereka membunuh para nabi yang diutus kepada mereka, padahal Taurat melarang perbuatan tersebut? Tindakan mereka di masa lalu membuktikan bahwa pengakuan mereka untuk berpegang teguh pada Taurat adalah sebuah kebohongan besar.

Faedah

  1. Hasad adalah Penghalang Terbesar dari Kebenaran: Kisah ini menunjukkan betapa berbahayanya penyakit hasad (dengki). Hasad dapat membuat seseorang yang mengetahui kebenaran menjadi buta dan menolaknya hanya karena kebenaran itu datang bukan melalui dirinya atau kelompoknya.
  2. Beda Al-Maghdubi 'Alaihim dan Ad-Dhaallin: Yahudi adalah contoh utama dari golongan الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ (orang-orang yang dimurkai), yaitu mereka yang kufur setelah mengetahui kebenaran. Berbeda dengan Nasrani yang menjadi contoh الضَّالِّينَ (Ad-Dhaallin / orang-orang yang sesat), yang tersesat karena kebodohan dan berlebihan dalam upaya membela nabi mereka.
  3. Iman yang Benar Tidak Membeda-bedakan Rasul: Iman yang diterima Allah adalah iman kepada semua rasul dan semua kitab yang diturunkan, tanpa membeda-bedakan. Beriman kepada sebagian dan kufur kepada sebagian yang lain adalah kekufuran yang nyata.
  4. Mengikuti Syariat Terakhir (Nasikh wal Mansukh): Kewajiban seorang mukmin di setiap zaman adalah mengikuti syariat nabi yang diutus pada masanya. Syariat yang datang belakangan (nasikh) membatalkan hukum-hukum syariat sebelumnya yang berbeda (mansukh). Maka, setelah diutusnya Nabi Muhammad ﷺ, satu-satunya syariat yang berlaku adalah syariat Islam.

(Dari audio rekaman kajian kitab Tafsir as Sa'di oleh pemateri al Ustadz Muhammad bin 'Umar as Sewed hafizhahullah. Simak audionya di www.sunnah.me/2019/10/tafsir-as-sadi-ustadz-muhammad-bin-umar.html dan dapatkan kumpulan tafsirnya dalam file pdf di channel telegram @sunnahme)

 

Posting Komentar untuk "Tafsir Surat al Baqarah ayat 90-91"

بسم الله الرحمن الرحيم ِ